-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Pendidikan Dasar Siap Masuki Era Baru: Bahasa Inggris dan AI Jadi Pelajaran Wajib Mulai 2027

Minggu, 19 Oktober 2025 | | 0 Views Last Updated 2025-10-19T14:33:39Z

Gambar istimewa | mendikdasmen abdul mu'ti

Jakarta, transisi.net – Dunia pendidikan Indonesia bersiap memasuki babak baru. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) memastikan mulai tahun 2027, dua mata pelajaran akan menjadi wajib sejak dini: Bahasa Inggris dan kecerdasan buatan (AI). Langkah ini dianggap sebagai bagian dari reformasi besar sistem pendidikan agar lebih adaptif terhadap tantangan global.


“Kami ingin anak-anak Indonesia mampu berkompetisi sejak dini, bukan hanya di bidang akademik, tapi juga kemampuan komunikasi dan teknologi,” ujar Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti dalam Rakernas Forum Rektor PT Muhammadiyah–Aisyiyah di Universitas Muhammadiyah Malang, Jumat (17/10), dikutip dari Antara.


Menurut Mu’ti, pelatihan guru akan menjadi fokus utama dalam transisi ini. Ia bahkan mengusulkan istilah “pelatihan” diganti menjadi “pendidikan guru” agar dapat diakui dalam sistem sertifikasi dan berdampak langsung pada profesionalisme tenaga pendidik.


“Jangan hanya dilatih, tapi dididik. Supaya ada nilai akademik, ada sertifikasi, dan guru kita makin profesional,” tegasnya.

 

Selain bahasa Inggris, coding dan kecerdasan buatan (AI) yang selama ini hanya bersifat pilihan juga akan dijadikan mata pelajaran wajib. Mu’ti menilai kebutuhan tenaga pengajar di bidang ini akan melonjak tajam, sehingga peran perguruan tinggi sebagai mitra Kemendikdasmen sangat dibutuhkan.


“Kebutuhan guru coding dan AI akan meningkat tajam. Karena itu, sinergi dengan perguruan tinggi jadi sangat penting,” ucapnya.

 

Langkah ini juga sejalan dengan upaya pemerintah memperkuat program revitalisasi satuan pendidikan di seluruh Indonesia. Tahun ini, Kemendikdasmen menggelontorkan Rp16,9 triliun untuk revitalisasi lebih dari 16.000 sekolah.


Selain fokus akademik, Mu’ti menegaskan arah kebijakan pendidikan harus membentuk karakter dan etika sosial siswa.


“Kami tidak ingin pendidikan hanya mencerdaskan otak, tapi juga membentuk hati dan karakter bangsa,” kata dia.

 

Kebijakan baru ini disambut beragam oleh pengamat pendidikan. Beberapa menilai, meski tantangannya besar, langkah tersebut menandai pergeseran penting menuju pembelajaran abad 21 yang menyeimbangkan literasi, teknologi, dan moralitas.


Editor : ( tim/red ) 


Sumber:

  • Pernyataan Abdul Mu’ti dalam Rakernas Forum Rektor PT Muhammadiyah-Aisyiyah, dikutip dari Antara (17 Oktober 2025)
  • Data Kemendikdasmen tentang revitalisasi sekolah dan program PPG 2025
×
Berita Terbaru Update