![]() |
Area Hutan Kota Ngawi yang berlokasi di Dusun Joho, Desa KarangtengahPrandon | gambar by prastt |
Ngawi, transisi.net – Hutan Kota Ngawi mulai menunjukkan potensinya sebagai ruang terbuka hijau sekaligus destinasi wisata alternatif. Berlokasi di Joho, Desa Karangtengah Prandon, kawasan ini berdampingan dengan Jembatan Merah Putih dan memiliki luas sekitar 8 hektar.
Di dalam hutan kota yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi melalui Dinas Lingkungan Hidup ini, tercatat ada 27 jenis pohon seperti akasia, jati, mahoni, hingga kepel dan trembesi. Vegetasi beragam ini membuat udara sekitar terasa lebih sejuk dan memberi manfaat ekologi bagi lingkungan perkotaan.
Tidak hanya menyajikan kesejukan alami, kawasan ini juga menyimpan sumber mata air Ngudal yang sejak lama menjadi salah satu penopang kebutuhan air bersih warga. Sumber mata air tersebut kini dikelola oleh Perumda Air Minum Tirta Darma Ngawi, menjadikan hutan kota ini tak hanya penting dari sisi ekowisata, tetapi juga dari sisi keberlangsungan hidup masyarakat.
Susi, seorang guru di Ngawi yang baru pertama kali berkunjung, mengaku terkesan dengan suasana hutan. “Baru pertama kali ke sini saya merasa tenang. Sayang kalau tempat ini tidak dijadikan destinasi wisata,” tuturnya.
Hutan Kota Ngawi memiliki fasilitas dasar berupa jalur setapak dan area duduk santai yang memungkinkan pengunjung menikmati suasana damai di tengah rimbunnya pepohonan. Selain cocok untuk rekreasi keluarga, kawasan ini juga dapat menjadi sarana edukasi lingkungan bagi pelajar maupun komunitas pecinta alam.
Dengan fungsi ganda sebagai ruang publik, konservasi, dan sumber air, Hutan Kota Ngawi berpotensi besar dikembangkan lebih lanjut menjadi destinasi wisata ramah lingkungan sekaligus ikon baru kota Ngawi. (Prastt)